logo blog
Advertise 728x90

Adikku Penderita Gagal Ginjal

Adikku Penderita Gagal Ginjal


Aku adalah anak sulung dari enam bersaudara kami memiliki keluarga yang hangat dengan kasih sayang dari kedua orang tua kami. Mereka mendidik kami hingga dewasa hingga berkeluarga. Bagaimana agar pola hidup sehat. Meskipun kami bukanlah dari keluarga yang mapan.Tapi memang apa yang sudah digariskan sang maha pencipta kita harus menerimanya.
Siang itu tak disangka sudah beberapa hari adikku yang masih usia ± 29 tahun kejang-kejang dipergelangan tangan menjadi kaku. Pertolongan pertama untuk memberi biang kunyit agar normal kembali. Setelah berobat di pengobatan umum didiagnosa gejala darah tinggi.
Namun tak ada perubahan berarti dari pengobatan klinik terdekat. Ia memang sosok yang mandiri tidak mau merepotkan orang lain. Tanpa sepengetahuan kami sekeluarga ia bersama dengan istri dan anaknya menggunakan sepeda motor ke RSUD terdekat dari daerah kami.
Setelah beberapa jam ia menelpon kami sudah di ruang UGD. Setelah masuk ke ruang perawatan kondisinya semakin menurun.
Bak disambar petir disiang hari berdasarkan hasil lab kadar kreatinnya tinggi. Adik Bapak mengalami gagal ginjal dokter berucap kepadaku.
Saat itu juga kaki seperti tak bertulang seakan tak ada darah yang mengalir ditubuhku. Tak tahan air mataku menetes dipipiku. Istrinya pun tak sadarkan diri mendengar kabar yang sangat mengejutkan itu.
Ya Allah kenapa engkau memberi cobaan diluar kemampuan kami.
          “Maaf Pak di rumah sakit ini tidak ada peralatan yang memadai untuk penderita gagal ginjal”.
          Dipikiran kami bagaimanapun berusaha agar adikku dapat ditangani. Hari menjelang gelap kami berpikir bagaimana biaya untuk pengobatannya. Sedangkan adikku harus segera mendapat pengobatan.
          Alhamdulillah ada seseorang dari mantan atasanku menolong untuk biaya di rumah sakit nanti.
Ibu rasanya aku tak sanggup membawa kendaraan sendiri ke rumah sakit kembali. Akhirnya kami menggunakan angkutan umum untuk kembali ke rumah sakit.
          Adikku sudah lemah, Kak rasanya aku sudah tak kuat lagi. Kami beri semangat dia dan support dari teman-temannya.
Hari pun menjelang malam, ada salah satu rumah sakit di luar kota yang mau menanganinya. Dengan ambulan yang meraung – raung memecah keheningan malam. Sungguh pengalaman pertama saya naik kendaraan itu.
          Alhamdulillah setelah ditangani oleh dokter disana kondisi semakin membaik walaupun harus di ICU beberapa hari.
Setelah divonis gagal ginjal adikku harus melakukan cuci darah atau hemodialisa seminggu satu kali di Jakarta dan sekarang memilih CAPD. 
Walaupun ia harus kehilangan pekerjaannya, ia adalah tulang punggung untuk keluarga.
Sampai saat ini ia masih bisa berwiraswata untuk mencukupi kebutuhan anak dan istrinya.
Nah sobat, ini adalah sepenggal kisah dari saya begitu besar arti sebuah kesehatan. Tapi memang kita tidak boleh putus asa dari segala cobaan dari yang maha kuasa. Dengan sholat, sabar memohon kepada Allah SWT.
Insya Allah ada jalan untuk kebaikan yang telah kita tanam.
Sekian terima kasih.

Share this:

Enter your email address to get update from Tyler Fiber - Berita Kesehatan.

No comments

Terima kasih telah berkunjung, semoga apa yang Anda cari disini akan bermanfaat untuk Anda. Beri opini Anda tentang artikel ini.

Copyright © 2015. Tyler Fiber - Berita Kesehatan - All Rights Reserved
Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger